Dosa Besar Syirik
Di dalam islam, syirik adalah dosa yang paling besar dan
paling berat. Bahkan dalam beberapa ayat disampaikan bahwa syirik tidak
terampuni dosanya. Namun, dalam titik tertentu manusia bisa diampuni jika
benar-benar taubatan nasuha dan dengan kesungguhan bertobat yang konsisten.
Jika kembali syirik dan kembali bertaubat lalu kembali lagi
syirik, tentu hal ini menjadi pertanyaan besar apakah benar orang tersebut
bertaubat dan sungguh-sungguh ingin kembali. Hal ini tentu saja melanggar
prinsip dan tidak adanya komitmen dari rukun iman, rukun islam, dan fungsi agama islam itu
sendiri.
Berikut adalah penjelasan mengenai perbuatan syirik sebagai
Dosa Besar dalam Islam :
Syirik adalah Kezaliman Besar
Hal ini sebagaimana disampaikan dalam ayat Al-Quran,“Sesungguhnya
kesyirikan merupakan kezhaliman yang besar.” (QS Luqman: 13)
Kezaliman artinya tidak menempatkan sesuatu secara benar dan
sesuai dengan kedudukannya. Menempatkan segala sesuatu selain Allah untuk
disembah tentu bukanlah hal yang benar. Untuk itu, jika ada makhluk atau benda
yang dijadikan sebagai Illah oleh manusia tentu merusak kedudukan dan fungsi
keillahan Allah bagi manusia. Illah yang seharusnya menjadi tempat bergantung
malah dijadikan sebagai tempat berdoa atau meminta pertolongan. Tentu saja
adalah kezaliman yang besar.
Sangat tidak logis jika manusia mengambil penolong dari
selain Allah dari makhluk atau benda yang sangat lemah. Hal ini seperti
bergantung di akar yang lemah. Tentu tidak akan pernah selamat yang ada hanya
kesia-siaan dan bencana dalam hidup.
Syirik telah Menyekutukan Allah Sebagai Yang Paling Maha
“Dosa apa yang paling besar di sisi Allah? Beliau shalallahu
‘alaihi wa sallam menjawab:“Engkau menjadikan tandingan bagi Allah
(menyekutukan Allah) padahal Allah lah yang telah menciptakanmu.” (HR. Al
Bukhari dan Muslim)
Dalam hadist di atas dijelaskan bahwa syirik adalah
menyekutukan Allah Yang Paling Maha. Manusia yang memiliki kedudukan atau
jabatan saja terkadang merasa marah dan tidak mau untuk dinomer duakan. Apalagi
jika yang disekutukan atau diduakan adalah Allah sebagai Pencipta Yang Paling
Maha di seluruh alam semesta. Untuk itu, ditempatkan sebagai dosa besar.
Orang yang syirik juga tidak akan mungkin menjalankan
perintah Allah secara benar dan kaffah (sempurna), karena perilakunya di duakan
oleh Illah yang lain. Untuk itu, kesyirikan yang menduakan Allah telah membuat
tandingan Yang Maha Sempurna Selain Allah. Selain itu, menjadi pertanyaan
mengapa bisa melakukan kesyirikan? Biasanya dikarenakan hawa nafsu dan dorongan
setan yang ada dalam masing-masing diri.
Dosa Syirik Tidak Diampuni Selain Kehendak Allah
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan
Dia akan mengampuni dosa yang di bawah kesyirikan bagi siapa saja yang
dikehendaki-Nya.” (QS An Nisa’: 48)
Dalam ayat di atas ditunjukkan bahwa dosa syirik tidak akan
diampuni oleh Allah kecuali memang Allah sudah menghendaki. Hal ini pun akan
diampuni jika benar-benar melakukantaubatan nasuha dan tidak kembali lagi pada
perilaku syirik.
Syirik Menghapus Amalan
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada
(nabi-nabi) sebelummu: jika kamu mempersekutukan (berbuat syirik) kepada Allah,
niscaya akan terhapuslah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang
merugi.” (QS Az Zumar: 65)
Syirik menjadi penghapus bagi amalan-amalan baik. Hal ini
dikarenakan perilaku syirik bukan berorientasi kepada kebenaran dan kepada
Allah semata. Untuk itu, syirik dapat menghapus amalan baik yang
sebelum-sebelumnya. Hal ini tentu menjadi sebuah evaluasi bagi umat muslim,
agar tidak sembarangan melakukan syirik yang dapat merugikan kelak kehidupan kita
di akhirat, saat diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
Syirik di Balas dengan Neraka
Dosa syirik sebelum meminta ampunan dan taubatan nasuha
tentu menjadi pemberat kelak ketika di akhirat. Untuk itu balasan dari dosa
syirik yang sangat berat adalah balasan kelak di neraka. Hal ini sebagaimana
disampaikan dalam hadist dan Al-Quran berikut.
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan)
Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Al Jannah, dan tempatnya adalah
An Nar, tidaklah ada bagi orang-orang yang zhalim itu seorang penolongpun.” (QS
Al Ma’idah: 72)
“Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan dia berdo’a
(beribadah) kepada selain Allah (sebagai) tandingan / sekutu (bagi Allah), maka
dia akan masuk ke dalam An Nar. (HR. Al Bukhari)
Durhaka Terhadap Orang Tua dan Berbuat Dusta
Selain dari kesyirikan, menurut hadist yang sudah
disampaikan di atas bahwa durhaka terhadap orang tua dan berbuat dusta adalah
dosa besar. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam hadist dan Al-Quran yang
disebutkan berikut ini yang juga merupakan bagian Dosa Besar dalam Islam :
Durhaka Terhadap Orang Tua
“Dan beribadahlah kalian kepada Allah dan jangan
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dan berbuat baiklah kepada kedua orang
tua …” (QS An Nisa’: 36)
Kedua orang tua telah membesarkan kita dan memberikan
separuh hidupnya untuk berjuang membuat anak-anaknya menjadi shaleh dan manusia
yang sukses. Tentu dosa besar bagi mereka yang durhaka pada orang tua seperti
itu.
Berbuat Dusta
“Beribadahlah kepada Allah satu-satunya dan jangan
menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, tinggalkan ajaran-ajaran nenek moyangmu
(yang tidak baik, pen), beliau juga memerintahkan kepada kami untuk shalat,
jujur, menjaga diri dari perbuatan yang haram, dan menyambung tali
silaturrahim.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Dalam hadist diatas tentunya menjadi dosa yang besar jika
seorang berbuat dosa karena berbuat dusta adalah menutupi kebenaran, membiaskan
realitas. Sedangkan, kebenaran dan objektifitas adalah awal dari sikap yang
adil dan menghindari kezaliman. Perilaku dusta justru memicu perbuatan yang
tidak adil dan zalim.
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (Hud: 114)
Perbuatan baik yang bisa dilakukan tentu saja sebagaimana
telah Rasulullah contohkan dan berikan praktiknya. Contoh perilaku baik yang
bisa dilakukan dari teladan rasul adalah, melaksanakan Sunnah
Sebelum Tidur , Adab Ziarah
Kubur , Cara Makan
Rasulullah , melaksanakan Cara Mandi
Dalam Islam , Zikir Sebelum
Tidur , melaksanakan Macam Macam
Shalat Sunnah, melaksanakan Proses
Pemakaman Jenazah Menurut Islam, dsb.
0 Comments