Kisah Nabi Sulaiman As dan Raja Majusi

sds
ilustration gambar

Nabiyullah Sulaiman as mempersilahkan kepada seluruh kaumnya siapa diantara mereka yang sanggup mendatangkan kursi Kerajaan Majusi yang sedang di perjalanan menuju Kerajaan Nabi Sulaiman, itu maksudnya menyambut kedatangannya, karena Raja yang telah memperlihatkaan bukti-bukti yang aneh menurut Raja Majusi itu. Penyambutan tersebut berdasarkan :

qola ya ayyuhal mala'u ayyukum ya'tini bi 'arsyiha qobla ay ya'tuni muslimina

Berkata Sulaiman : "Hai pembesar-pembesar,siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri." (Q.S an-Naml : 38)

qola 'ifritum minal jinni ana atika bihi qobla an taquna min maqomika wa inni 'alayhi laqowiyun aminun

"Berkata ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: 'aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu;sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya." (Q.S An-Naml : 38-39)

Nabi Sulaiman tidak menerima kesanggupan Ifrit. Karena kelamaan bisa jadi keburu datang, beliau meminta yang lebih cepat. Firman Allah:

qola ladzi 'indahu 'ilmum minal kitabi ana atika bihi qobla ay yartadda ilayka thorfuka falamma ro'ahu mustaqirron 'indahu qola hadza min fadl-li robbi liyabluwani a'asykuru am afkuru wa mansyakaro fa innama yasykuru linafsihi wa man kafaro fa inna robbi ghoniyun karimun

"Berkatalah seorang yang memounyai ilmudari al-Kitab: 'aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip'. Maka takala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: 'ini adalah karunia tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur atau maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar,maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (Q.S An-Naml : 40)

Nabi Sulaiman merubah singgasana tersebut, untuk menguji Raja Majusi itu, dapat mengenali atau tidak kepada singgasananya sendiri, sebagaimana dijelaskan pada ayat selanjutnya:

qola nakkiru laha 'arsyaha nandlur atahtadi am takunu minal ladzina la yahtaduna

"Dia bersabda : Robahlah baginya singgasana itu, maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenalnya." (Q.S An-Naml : 41)

Pada saat Raja Majusi itu tiba, Nabi Sulaiman bertanya kepada-nya, sebagaimana firman Allah:

falamma ja'at qila ahakadza 'arsyyuki qolat ka'annahu huwa wa awtinal 'ilma min qobliha wa kunna muslimina

"Dan ketika Balqis datang, ditanyakan kepadanya : 'serupa inikah singgasanamu?' Dia menjawab: 'seakan-akan singgasana ini singagasanaku dan kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang berserah diri." (Q.S an-Naml : 42)

Dengan penyambutan seperti itu, tamu pencinta kesucian jiwa itu, dipersilahkan untuk masuk ke singgasana yang lebih mewah, sehingga Raja itu menyatakan, sebagaimana firman Allah:

qolat robbi inni zhalamti nafsi wa aslamtu ma'a sulaymana lillahi robil 'alamina

"Berkatalah Balqis : 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah zholim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam." (Q.S an-Naml :44)

Post a Comment

0 Comments