Berilmu Tapi Tidak Perhatian Terhadap Amal Simak selengkapnya disini.

Berilmu Tapi Tidak Perhatian Terhadap Amal  Simak selengkapnya disini.
Fenomena yang tampak, seringkali ada orang yang rajin menuntut ilmu, namun enggan untuk mengamalkannya. Sejatinya yang demikianlah bukanlah diakui berilmu, dikarenakan harusnya buah akhir dari benarnya pengetahuan seseorang adalah dengan mengamalkannya. Menuntut pengetahuan merupakan amalan yang agung dan mulia, dikarenakan pengetahuan merupakan fasilitas untuk merealisasikan target agung penciptaan manusia yaitu untuk beribadah kepad Allah semata.

Tujuan Mempelajari Ilmu

Mempelajari pengetahuan sejatinya bukanlah hanya untuk menguasai pengetahuan itu sendiri, namun pengetahuan dipelajari untuk diaplikasikan di dalam pengamalan. Seluruh pengetahuan syar’i yang ada, syariat memerintahkan untuk mempelajarinya sebagai wasilah untuk beribadah kepada Allah, bukan untuk target yang lainnya. Hal ini bisa ditunjukkan dari sebagian segi tersebut :
Tujuan Adanya Syariat

Tujuan ada syariat adalah sehingga manusia beribadah kepada Allah, dan tidak bisa saja seseorang bisa mengamalkan syariat tanpa mengilmuinya. Inilah target pengutusan semua para nabi. Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ

“ Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang udah menciptakanmu. “ (Al Baqarah : 21)

الَر كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِن لَّدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ اللّهَ إِنَّنِي لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ

“ Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi dan juga dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari segi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu sehingga anda tidak menyembah tak sekedar Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira kepadamu daripada-Nya. “ (Huud:1-2)

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

“ Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum akan anda melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan yang benar melainkan Aku, maka sembahlah Aku. “ (Al Anbiya’: 25)

إِنَّا أَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصاً لَّهُ الدِّينَ أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ

“ Sesunguhnya Kami turunkan kepadamu Kitab Al Qur’an dengan mempunyai kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. .Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih dari syirik.“ (Az Zumar : 2-3)


Beberapa ayat di atas dan banyak ayat lainnya menyatakan bahwa maksud dari pengetahuan adalah sehingga digunakan untuk beribadah kepada Allah saja dan tidak menyembah selain-Nya dan juga sehingga melaksanakan beraneka ketaatan kepada-Nya.
Ruh Dari Ilmu Adalah Amal

Adanya banyak dalil yang menyatakan bahwa ruh dari pengetahuan adalah amal. Tanpa amal, pengetahuan tidak akan bermanfaat. Allah berfirman :

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

“ Sesungguhnya yang takut kepada Allah di pada hamba-hamba-Nya sebatas ulama . Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. “ (Fathir : 28)

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاء اللَّيْلِ سَاجِداً وَقَائِماً يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ

“Apakah anda hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, tengah ia takut kepada azab akhirat dan berharap rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah serupa orang-orang yang mengerti dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang bisa terima pelajaran.“ (Az-Zumar :9)


Dalil di atas menyatakan bahwa pengetahuan adalah wasilah, bukan merupakan target itu sendiri. Ilmu adalah wasilah untuk beramal. Setiap perihal yang menujukkan keutamaan pengetahuan maksudnya adalah pengetahuan yang digunakan untuk beramal. Dan udah dimaklumi, bahwasanya pengetahuan yang paling utama adalah pengetahuan mengenai Allah. Oleh dikarenakan itu belum akan merasakan keutamaan pemilik pengetahuan tersebut sampai dia membetulkan konsekuensi dari pengetahuan tersebut yaitu beriman kepada Allah.
Ancaman Bagi yang Tidak Mengamalkan Ilmu

Terdapat dalil yang menyatakan ancaman bagi orang yang tidak mengamalkan pengetahuan yang dimilikinya. Orang yang berilmu akan ditanya mengenai ilmunya, apa yang udah dia amalkan dari ilmunya tersebut. Barangsiapa yang tidak mengamalkan ilmunya maka ilmunya sia-sia dan akan menjadi penyesalan baginya. Allah berfirman :

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلاَ تَعْقِلُونَ

“ Mengapa anda suruh orang lain mengerjakan kebaikan, namun anda membiarkan kewajiban dirimu sendiri, padahal anda membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah anda berpikir? “ (Al Baqarah : 44)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ كَبُرَ مَقْتاً عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ

“ Wahai orang-orang yang beriman, mengapa anda menjelaskan sesuatu yang tidak anda kerjakan? Amat besar kebencian di segi Allah bahwa anda menjelaskan apa-apa yang tidak anda kerjakan. “ (Ash Shaf 2-3)

وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَى مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ إِنْ أُرِيدُ إِلاَّ الإِصْلاَحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلاَّ بِاللّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

“ Dan aku tidak berkehendak menyalahi anda dengan mengerjakan apa yang aku larang. Aku tidak berniat kecuali mendatangkan perbaikan sepanjang aku tetap berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan bantuan Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.“ (Huud : 88)

Semoga bermanfaat. Menjadi renungan dengan bagi kita, bahwa target kami mempelajari pengetahuan tidak lain adalah untuk diamalkan. Kita berharap terhindar dari sifat orang yang berilmu namun tidak perhatian pada amal. Semoga Allah menambah kepada kami pengetahuan yang berfaedah dan mengkaruniakan kepada kami istiqomah di dalam mengamalkannya.


Post a Comment

0 Comments