Kisah Nabi Nuh AS Diutus Menjadi Rasul

Pernahkah kamu mendengar sejarah tentang Nabi Nuh AS dan keturunannya? Beliau merupakan rasul ketiga yang menghadapi begitu banyak ragam tantangan dan ujian berat dari umatnya selagi berdakwah. 

Mungkin banyak  dari anda yang telah tak asing dengan kisah Nabi Nuh AS. Beliau diutus Allah SWT untuk memberikan peringatan kepada umatnya yang waktu itu menyembah berhala dan menyekutukan-Nya.

Dalam menyebarkan ajaran tauhid, Nabi Nuh AS menemui banyak rintangan dan cobaan berasal dari kaumnya. Mereka mencemooh, menghina, dan beranggap beliau sesat sebab menyimpang berasal dari adat terdahulu.

Meski begitu, tersedia pula segelintir orang yang bersedia jadi pengikut sang nabi dan beriman kepada Allah, terlebih golongan fakir dan miskin. Sedangkan raja dan orang-orang kaya kukuh menentang dan meremehkan beliau.

Cobaan demi cobaan, Nabi Nuh AS yang dihadapi hingga bertahun-tahun dengan sabar. Utusan Allah SWT ini pun bersedih sebab tak banyak berasal dari umatnya yang bersedia kembali ke jalur lurus. Hingga suatu ketika, beliau memohon pada Allah supaya umatnya yang durhaka segera ditimpa azab.


Nabi Nuh AS merupakan rasul ketiga setelah Nabi Idris AS. Beliau juga golongan Ulul Azmi dikarenakan ketabahannya di dalam menyiarkan ajaran Allah SWT. Pemberian gelar tersebut dijelaskan di dalam Surah Al-Ahqaf ayat ke-35 dan Asy-Syura ayat ke-13.

Menurut lebih dari satu sumber, Nabi Nuh AS punyai nama asli Yasykur, Abdul Ghafar, Abdul Ali, atau Abdul Malik. Beliau merupakan putra  dari Lamik bin Mutawasylah bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Ainusyi bin Syits bin Adam.

Sebelum diangkat jadi rasul, Nuh dikenal sebagai seorang yang gemar bersyukur, rajin, tekun, dan beriman kepada-Nya. Beliau hidup di tengah-tengah masyarakat yang menyimpang berasal dari ajaran tauhid.

Penduduk sekitarnya menyembah berhala-berhala yang namanya diambil berasal dari golongan saleh terdahulu, seperti Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr. Mereka melakukannya untuk mengenang dan juga mengkultuskan orang-orang saleh yang udah meninggal tersebut.

Di tengah-tengah kesyirikan masyarakat sekitarnya, Allah SWT sesudah itu mengutus Nuh menjadi rasul di usia 480 tahun. Kala itu, nabi ketiga ini didatangi langsung oleh Malaikat Jibril yang menjadi beliau bertanya-tanya siapakah pria tampan di depannya.

Lalu, Jibril mengatakan siapa dirinya dan apa maksud kedatangannya, yakni mempunyai risalah dari Allah untuk mengutus beliau menjadi rasul. Selanjutnya, sang malaikat memakaikan busana mujahidin, melilitkan serban kemenangan, dan kuncir pinggang saiful azmi terhadap Nabi Nuh AS.

Lantas, Jibril memerintahkan beliau untuk memberi peringatan terhadap raja zalim bernama Darmasyil bin Fumail bin Jij bin Qabil bin Adam. Darmasyil merupakan manusia pertama di bumi yang memeras dan meminum arak, berjudi, dan membawa dampak busana yang dihiasi emas.

Sang raja dan rakyatnya adalah penyembah lima berhala utama (Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr) yang dikelilingi lebih dari seribu patung lainnya. Berhala-berhala itu dibuatkan rumah yang berasal dari batu marmer warna-warni dan kursi-kursi yang terbuat dari emas.

Tak cuma itu, umat nabi ketiga ini termasuk punya ritual khusus setiap tahunnya. Mereka menyalakan api, mempersembahkan kurban, dan bersujud dan juga memuliakan patung-patung selanjutnya sembari diiringi alat musik dan pesta arak.

Post a Comment

0 Comments