Orang-Orang Yang Tidak Akan Disebut Hamba Allah

(gambar ilustrasi)

Siapa saja yang ingin menjadi hamba Allah akan selalu memperhatikan dirinya serta tidak melupakan dirinya dari perhatian terhadap orang lain. Karena dia merasakan kecintaan terhadap orang lain yang siman seperti mencintai terhadap dirinya sendiri, bukan basa-basi dan bukan karena sesuatu selain Allah semata-mata dan karena ketegasan sabda Nabi Muhammad Saw:

la yu'minu ahadukum hatta yuhibba li akhikhi ma yuhibbu linafsihi

"tidak beriman salah satu di antara kamu sekalian sehingga mencintai saudaranya yang seiman sebagaimana mencintai dirinya sendiri" (H.R Ahmad, Bukhori, Muslim, Turmudzi, Nasa'i, Ibnu majah, dari Anas)

Malah dia lebih mencintai Rasul ketimbang terhadap dirinya, karena perhatian terhadap Rasulnya yang membawa ajaran yang akan membersihkan dirinya melalui hamba Allah sebagai penerusnya yang sudah pasti telah bersih dirinya yang telah mencapai derajat ruh al-qudus dari Yang Maha Suci (al-qudus) yang selalu menghimbau kepada para pengikutnya agar mengikuti Rasul-rasul dan orang yang tidak mengharapkan upah dari siapapun yang dibangkitkan Allah hanya seorang pada setiap kurun/abad, yang memiliki fatwa lima ini:

1. Tidak boleh benci kepada ulama sejaman

2. Tidak boleh menyalahkan ajaran orang lain

3. Tidak boleh meneliti murid orang lain

4. Tidak boleh berubah sikap walaupun diganggu orang lain

5. Kasih sayang terhadap yang membencimu

Pendirian yang sedang berusaha keras mensucikan jiwanya, teguh keyakinannya terhadap ajaran yang dibawa oleh Rasullullah melebihi segala apa yang ada di dunianya, sabda Nabi Saw:

la yu'minu ahadukum hatta akuna ahabba ilayhi min waladihi wa walidihi wan nasi ajma'ina

"Tidak beriman salah satu di antara kamu sekalian sehingga aku lebih ia cintai ketimbang mencintai anaknya, bapaknya, dan semua manusia."(H.R Ahmad, Muttafaq'alaihi, an-Nasa'i, ibnu Majah, dari Anas)

Hamba Allah yang hatinya selalu bersama-nya sehingga seluruh badanya terbawa menjadi hamba Allah. Seluruhnya hidupnya dan selama hidupnya dan semua aspek kehidupannya tidak ada yang dimilikinya. Walaupun demikian dia tetap merasa dirinya zholim terhadap dirinya, bersih daridosa malah dipelihara dari perbuatan dosa, tetapi tetap beristigfar memohon ampunan bukan untuk dirinya tapi untuk orang lan yang tidak mampu mendapatkan ampunan dari Allah agar diampuni oleh Allah. Jadi hamba Allah itu tidak enak sendiri, tidak bahagia sendiri, tidak mau nikmat sendiri dan tidak membiarkan orang lain berlumuran dengan dosa. Itulah tugas orang yang ingin disebut hamba Allah.

"Dan Allah menciptakan yang semua manusia tidak mengetahuinya" (Q.S Yasin : 36)

Yang dimaksud dengan manusia tidak mengettahuinya di antaranya ialah, sesungguhnya Allah telah menciptakan di belakang gunung "Qof" tujuh puluh gunung sama dengan gunung Qof itu dan di belakang gunung tersebut ada tanah putih seperti perak berkilauan kaca dan di bumi itu ada makhluk lain yang tidak diketahui makhluk lainnya dan mereka tidak mengetahui anak keturunan Adam dan anak Adampun tidak mengetahui mereka.

Selanjutnya Rasullulah saw bersabda, " Pada malam mi'raj aku melihat di gunung Qof itu ada sebuah kota tempat tinggal anak Adam sangat banyak. Ketika mereka melihatku, mereka spontan membaca, 'Puji bagi Allah yang telah memperlihatkan wajahmu kepada kami, wahai Muhammad." Lalu mereka beriman kepadaku dan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum asy-syari'at.

Setelah itu aku bertanya kepada mereka, "Kamu ini siapa?" Mereka menjawab, "Kami ini kaum dari Bani Isroil, ya Muhammad, setelah Musa meninggal, terjadi pertingkaian antara Bani Isroil sehingga timbul kerusakan, malah ada 43 nabi terbunuh. Setelah terbunuhnya 43 nabi, muncuk 200 orang laki-laki ahli ibadah dan zahid dan mereka menyeru kebaikan menolak kejahatan. Pada hari itupun mereka dibunuh oleh keturunan Bani Isroil. Maka timbul pula kekacauan antara mereka dan pada saat itulah kami keluar dari tengah-tengah mereka sampai ketepi pantai dan berdoa memohon kepada Allah agar terlepas dari himpitan kekacauan mereka. ketika kami berdoa terlihat ada lobang seperti terowongan lalu kami masuk kedalamnya dan kami ada di dalamnya selama 18 bulan. Setelah itu kami keluar dari tempat itu dan masuk ke sini. Dulu Musa wasiat kepada kami, di mana salah seorang di antara kamu melihat wajah Muhammad Saw Nabi akhir jaman, sampaikanlah kepadanya salam dariku. Lalu kami memuji Allah yang telah mempertemukan kami dengan wajahmu, oleh karena itu maka ajarkanlah kepada kami al-Quran.' Lalu Nabi mengajarkannya, sholat, shaun dan melaksanakan sholat jum'at serta hukum-hukum lainnya, lalu Nabi bersabda, 'Aku lihat rumah-rumahnya itu tanpa pintu. Aku tanya sebabnya, mereka kata, "Buat apa pintu, karena di antara kami tidak ada rasa takut".

Lalu Nabi bertannya pula, "kenapa tembok-tembok rumahnya itu sama", kata mereka "karena hati kami sama isinya", lalu Nabi bertanya, "mengapa mesjid-mesjidnya jauh dari rumahnya?", mereka menjawab, "karena pahala yang datang dari jauh lebih banyak dari yang lebih dekat ke masjid", lalu Nabi bertanya,"Mengapa  kuburan-kuburan diletakan di samping pintu-pintu rumahnya?", katanya,"Agar tidak cenderung terlena dengan dunia sehingga lupa akan mati", lalu Nabi bertanya, "Mengapa mereka tidak ada yang tertawa?", katanya, "Karena tertawa itu membuat hati menjadi hitam, oleh karena itu kami tidak tertawa."

Lalu Nabi bertanaya, "Apakah kamu ada yang sakit?", mereka menjawab, "Sakit karena untuk menutup dosa kami tiada berbuat dosa" lalu Nabi bertanya,"Apakah disini ada yang bercocok tanam?","Betul ada, tapi hasilnya diserahkan semua kepada Allah. Kami sepakat hasilnya dikumpulkan di satu tempat dan siapa saja yang perlu mengambil sendiri seperlunya, sisanya tetap di tempat itu".

Lalu Nabi bertananya, "apakah disini ada yang bertenak?", katanya, "Iya, tapi didimpan di padang rumput seperti tadi, yang ingin mengambil seperlunya dan sisanya tetap disana", lalu Nabi bertanya, "Katanya tidak sakit tapi mengapa wajah mereka pucat?", mereka menjawab, "karena takut dengan adanya maut", Nabi bertanya, "Memang disini ada maut?", "Ada, tapi hanya seorang setiap tahunnya".

Demikian bagaimana Allah memperhatikan orang yang melepas diri dari keramaian. Mereka menghidar dari tempat yang rugi, sesunguhnya Allah mencintai orang yang beriman.


Post a Comment

0 Comments